HIMAKOM UAD ANGKAT ISU KESEHATAN MENTAL LEWAT SCREENING DAN BEDAH FILM
Yogyakarta, 17 Juni 2025 — Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (HIMAKOM UAD) mengadakan kegiatan screening dan bedah film “2 Detik” dan “Social Phobia” yang berlangsung pada tanggal 16 Juni 2025 di Ruang Mini Teater kampus 4 UAD. Screening dan bedah film merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, yaitu sosialisasi penjurusan public relations dan broadcasting. Acara ini bertujuan untuk mendorong pemahaman kritis mahasiswa terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan psikologis yang diangkat dalam film melalui diskusi dan analisis bersama, serta memberikan gambaran terkait konsentrasi broadcasting.
Dengan mengangkat tema “Speak Your Mind : Saatnya Peduli dan Bersuara Karena Kita Tidak Sendiri” merupakan bagian dari program kerja divisi minat dan bakat Himpunan Program Studi Ilmu Komunikasi UAD. Melalui diskusi dan analisis bersama, peserta diajak untuk mendorong pemahaman kritis terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan psikologis yang diangkat dan dikemas dalam bentuk audio visual. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kepekaan dan empati terhadap realitas yang dihadirkan dalam film dan menjadi dinamika sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghadirkan dosen Ilmu Komunikasi UAD, Ibu Elis Zuliati Anis, S.Ag., M.A., Ph.D. para peserta diajak berdiskusi secara mendalam terkait makna yang ada dalam dua film yang ditayangkan dengan rincian judul 2 Detik dan Social Phobia. Kedua film yang ditayangkan tersebut berfokus pada isu kesehatan mental yang dialami oleh banyak orang. Screening dan bedah film ini juga merupakan salah satu ajang untuk memperkenalkan konsentrasi broadcasting yang ada di Ilmu Komunikasi. Melalui screening dan bedah film, para peserta belajar terkait unsur teknis seperti tata kamera, editing, dan lighting. Untuk unsur non teknis berupa narasi dan pesan yang disampaikan dalam film.
Ketua pelaksana, Farkhan Fidaya menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi karya film, tetapi juga sebagai dorongan untuk berpikir lebih kritis terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan psikologis yang diangkat dalam film.
“Dengan begitu, mahasiswa diharapkan tidak hanya menonton, tetapi juga mampu menangkap pesan-pesan yang relevan dengan kehidupan nyata serta menumbuhkan kepekaan dan empati terhadap realitas yang dihadirkan dalam film, seperti isu kesehatan mental, ketimpangan sosial” ujar Farkhan.
Setelah penayangan film selesai, para peserta diajak berdiskusi melalui sesi tanya jawab terkait pemahaman mengenai pesan yang disampaikan dalam film. Para peserta juga diajak untuk melakukan refleksi dengan tujuan untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakan, sehingga kita dapat membantu seseorang jika memang orang tersebut dalam keadaan terpuruk. Melalui proses refleksi dan dialog, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis sekaligus memperkuat keterampilan komunikasi interpersonal dalam mengungkapkan pendapatnya.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada Ibu Elis dan juga foto bersama. Dengan adanya acaranya ini diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran yang mendalam terkait konsentrasi broadcasting serta mampu menumbuhkan jiwa berpikir kritis melalui realitas yang dikemas dalam bentuk audio-visual.